Bencana di Jepang memicu kekhawatiran akan adanya kebocoran reaktor
nuklir seperti yang terjadi di Chernobyl tahun 1986. Dampak radiasi
bermacam-macam, ada yang bisa dirasakan seketika dan ada yang baru
muncul dalam jangka panjang.
Kebocoran reaktor nuklir terburuk dalam sejarah terjadi di Chernobyl,
Ukraina pada April 1986. Selain memicu evakuasi ribuan warga di sekitar
lokasi kejadian, dampak kesehatan masih dirasakan para korban hingga
bertahun-tahun kemudian misalnya kanker, gangguan kardiovaskular dan
bahkan kematian.
Secara alami, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk melindungi diri
dari kerusakan sel akibat radiasi maupun pejanan zat kimia berbahaya
lainnya. Namun seperti dikutip dari Foxnews, radiasi pada tingkatan tertentu tidak bisa ditoleransi oleh tubuh dengan mekanisme tersebut.
Editor kesehatan dari Foxnews Health, Dr Manny Alvarez
mengatakan ada 3 faktor yang mempengaruhi dampak radiasi nuklir.
Ketiganya meliputi total radiasi yang dipejankan, seberapa dekat dengan
sumber radiasi dan yang terakhir adalah seberapa lama korban terpejan
oleh radiasi.
Ketiga faktor tersebut akan menentukan dampak apa yang akan
dirasakan para korban. Radiasi yang tinggi bisa langsung memicu dampak
sesaat yang langsung bisa diketahui, sementara radiasi yang tidak
disadari bisa memicu dampak jangka panjang yang biasanya malah lebih
berbahaya.
Dampak sesaat atau jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir antara lain sebagai berikut:
Sementara itu, dampak yang baru muncul setelah terpapar radiasi nuklir selama beberapa hari di antaranya adalah sebagai berikut:
Dampak kronis alias jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya
justru dipicu oleh tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari
dan tidak diantisipasi hingga bertahun-tahun.
Beberapa dampak mematikan akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain sebagai berikut.
nuklir seperti yang terjadi di Chernobyl tahun 1986. Dampak radiasi
bermacam-macam, ada yang bisa dirasakan seketika dan ada yang baru
muncul dalam jangka panjang.
Kebocoran reaktor nuklir terburuk dalam sejarah terjadi di Chernobyl,
Ukraina pada April 1986. Selain memicu evakuasi ribuan warga di sekitar
lokasi kejadian, dampak kesehatan masih dirasakan para korban hingga
bertahun-tahun kemudian misalnya kanker, gangguan kardiovaskular dan
bahkan kematian.
Secara alami, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk melindungi diri
dari kerusakan sel akibat radiasi maupun pejanan zat kimia berbahaya
lainnya. Namun seperti dikutip dari Foxnews, radiasi pada tingkatan tertentu tidak bisa ditoleransi oleh tubuh dengan mekanisme tersebut.
Editor kesehatan dari Foxnews Health, Dr Manny Alvarez
mengatakan ada 3 faktor yang mempengaruhi dampak radiasi nuklir.
Ketiganya meliputi total radiasi yang dipejankan, seberapa dekat dengan
sumber radiasi dan yang terakhir adalah seberapa lama korban terpejan
oleh radiasi.
Ketiga faktor tersebut akan menentukan dampak apa yang akan
dirasakan para korban. Radiasi yang tinggi bisa langsung memicu dampak
sesaat yang langsung bisa diketahui, sementara radiasi yang tidak
disadari bisa memicu dampak jangka panjang yang biasanya malah lebih
berbahaya.
Dampak sesaat atau jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir antara lain sebagai berikut:
- Mual muntah
- Diare
- Sakit kepala
- Demam.
Sementara itu, dampak yang baru muncul setelah terpapar radiasi nuklir selama beberapa hari di antaranya adalah sebagai berikut:
- Pusing, mata berkunang-kunang
- Disorientasi atau bingung menentukan arah
- Lemah, letih dan tampak lesu
- Kerontokan rambut dan kebotakan
- Muntah darah atau buang air besar mengeluarkan darah
- Tekanan darah rendah
- Luka susah sembuh.
Dampak kronis alias jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya
justru dipicu oleh tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari
dan tidak diantisipasi hingga bertahun-tahun.
Beberapa dampak mematikan akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain sebagai berikut.
- Kanker
- Penuaan dini
- Gangguan sistem saraf dan reproduksi
- Mutasi genetik.
No Comment.