Rupiah Masuk Daftar Mata Uang Sampah
Kamis, 23 Desember 2010 - 17:01 wib
Martin Bagya Kertiyasa - Okezone
ilustrasi Foto: Koran SI
JAKARTA -
Pengamat Ekonomi Farial Anwar memaparkan bahwa menurut data yang
diperoleh dari Fox dan Bloomberg, mata uang Rupiah termasuk ke dalam The Worst Currencies (mata uang sampah).
"Kita
(rupiah) dianggap mata uang sampah," ungkap Farial dalam Seminar
Proyeksi Ekonomi Indonesia 2011, di Hotel Century Atlet, Senayan,
Jakarta, Kamis (23/12/2010).
Adapun kriteria dari penilaian itu
adalah nilai nominasi yang terdapat pada rupiah yang dianggap terlalu
besar. "Karena nolnya kebanyakan. Masa USD1 bisa sampai ribuan (rupiah),
seharusnya nilai tukar diubah dan membuat nilainya (angka)
dihilangkan," paparnya.
Selain itu, redenominasi tersebut juga
dapat diambil sisi positifnya yaitu membuat penghitungan jadi lebih
mudah. "APBN jadi mudah dihitung, karena sekarang nilainya sudah luar
biasa. Jadi nantinya pemerintah pusat dan daerah lebih mudah mengelola,
pengelolaan moneter juga lebih mudah bahkan perhitungan dagang juga
lebih mudah," imbuhnya.
Selain hal juga, nilai volatilitas rupiah
yang dinilai masih sangat tidak stabil alias cepat naik turun. "Naik
turun rupiah juga memperngaruhi dengan tidak ada kepastian kalau nilai
akan naik atau turun dengan cepat," pungkasnya
Saat ini Rupiah
berada di posisi enam dalam hitungan mata uang sampah. Sedangkan
peringkat satu dan seterusnya ditempati oleh Zimbabwe, Somalia, dan
Turkmenistan.(adn)(rhs)sumber : www.okezone.com[/b]
Kamis, 23 Desember 2010 - 17:01 wib
Martin Bagya Kertiyasa - Okezone
ilustrasi Foto: Koran SI
JAKARTA -
Pengamat Ekonomi Farial Anwar memaparkan bahwa menurut data yang
diperoleh dari Fox dan Bloomberg, mata uang Rupiah termasuk ke dalam The Worst Currencies (mata uang sampah).
"Kita
(rupiah) dianggap mata uang sampah," ungkap Farial dalam Seminar
Proyeksi Ekonomi Indonesia 2011, di Hotel Century Atlet, Senayan,
Jakarta, Kamis (23/12/2010).
Adapun kriteria dari penilaian itu
adalah nilai nominasi yang terdapat pada rupiah yang dianggap terlalu
besar. "Karena nolnya kebanyakan. Masa USD1 bisa sampai ribuan (rupiah),
seharusnya nilai tukar diubah dan membuat nilainya (angka)
dihilangkan," paparnya.
Selain itu, redenominasi tersebut juga
dapat diambil sisi positifnya yaitu membuat penghitungan jadi lebih
mudah. "APBN jadi mudah dihitung, karena sekarang nilainya sudah luar
biasa. Jadi nantinya pemerintah pusat dan daerah lebih mudah mengelola,
pengelolaan moneter juga lebih mudah bahkan perhitungan dagang juga
lebih mudah," imbuhnya.
Selain hal juga, nilai volatilitas rupiah
yang dinilai masih sangat tidak stabil alias cepat naik turun. "Naik
turun rupiah juga memperngaruhi dengan tidak ada kepastian kalau nilai
akan naik atau turun dengan cepat," pungkasnya
Saat ini Rupiah
berada di posisi enam dalam hitungan mata uang sampah. Sedangkan
peringkat satu dan seterusnya ditempati oleh Zimbabwe, Somalia, dan
Turkmenistan.(adn)(rhs)sumber : www.okezone.com[/b]
No Comment.